Trucuk, 2025 — Pemerintah Desa Trucuk menggelar Forum Group Discussion (FGD) bersama tim dari Universitas Bojonegoro (Unigoro) dengan tema penguatan Lembaga Adat Desa (LAD). Kegiatan yang berlangsung dengan suasana santai secara lesehan di balai desa Trucuk ini berjalan dengan lancar dan sukses.
FGD ini menjadi forum strategis untuk memperkuat keberadaan Lembaga Adat Desa yang telah dibentuk oleh Pemerintah Desa Trucuk, satu-satunya desa di wilayah tersebut yang memiliki struktur kelembagaan adat secara resmi dan sistematis.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Desa Trucuk, Bapak Sunoko, S.Sos., SH yang menyampaikan pentingnya keberadaan LAD dalam menjaga kelestarian nilai-nilai budaya lokal. “LAD hadir untuk memastikan bahwa tradisi dan budaya masyarakat Trucuk tidak hanya dilestarikan, tapi juga terdokumentasi dengan baik sebagai bagian dari identitas desa,” ujar beliau.
Diskusi melibatkan berbagai pihak, termasuk tokoh adat, perangkat desa, dan tim akademisi dari Unigoro, yang memberikan pandangan akademis serta masukan penguatan kelembagaan adat dari aspek regulasi, partisipasi masyarakat, hingga pendokumentasian kegiatan budaya.
LAD Desa Trucuk memiliki peran strategis, antara lain mencatat dan mengarsipkan setiap aktivitas budaya masyarakat, baik yang dilaksanakan bulanan maupun tahunan oleh Pemerintah Desa. Selain itu, LAD juga menjadi garda terdepan dalam pelestarian nilai-nilai luhur, seperti Sedekah Bumi, Manganan, serta kesenian tradisional lokal.
FGD ini diharapkan menjadi tonggak awal untuk mendorong LAD semakin aktif dan berdaya, tidak hanya sebagai simbol budaya, tetapi juga sebagai institusi fungsional yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan berbasis kearifan lokal.
Pemerintah Desa Trucuk berkomitmen untuk terus melibatkan lembaga pendidikan, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian budaya sebagai warisan berharga untuk generasi mendatang.